Blogger Widgets

Selasa, 13 November 2012

aku bukan milikmu lagi?

Saat 22 oktober 2012, saat-saat terakhir kamu bilang "yasudah" percakapan itu kita akhiri di direct message, entah kenapa aku selalu mengingat kata2 terakhirmu itu walaupun rasanya hancur, rasanya sakit, rasanya terhempas. Aku tidak mau membalas pesanmu yang singkat itu, cukup aku mendoakan kamu, dengan rosario aku berdoa dengan penuh air mata, seolah aku dipeluk Tuhan, seolah aku merasa badanku bergetar tak bisa berkata2 lagi, hingga akhirnya aku mengucapkan yg terakhir "Demi Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, amin." aku segera menghapus air mata itu. mata ku sembab, berdiripun aku takbisa, nafas seolah sesak, untuk mengambil obat sesak-ku pun aku tak kuat. sedalam itukah rasa sakitku? sesakit itukah rasanya kau ucapkan kata 'putus' untuk aku?
pagi pun datang tak kuat untuk aku bangkit dari tempat tidur ku, rasanya ingin absen hari itu. tapi aku tidak boleh terpuruk, aku harus jalani itu walaupun itu sakit.
saat bel pelajaran usai, saatnya kita semua istirahat. kamu tau? rasanya saat berpas-pas-an dengan kamu? rasanya saat teman-teman mu berkata menyindir tentang hubungan kita?
kamu menoleh kan matamu padaku tapi kenapa saat aku lihat kamu kembali kamu tidak menorehkan matamu kembali? Aku sangat rindu akan senyumu kepadaku, aku rindu saat kamu menatap aku, aku rindu saat kamu menggam tanganku, aku rindu saat kita bermain bersama, aku rindu kata2mu, aku rindu saat kamu mengatakan selamat malam, selamat pagi dan mengingatkan aku makan, dan semuanya. Apa bisa itu diulang? Bisa aku bersama mu lagi? Aku tidak bisa ikhlas jika kamu memuji wanita lain, kamu mengucapkan selamat malam pada wanita lain selain aku. Entah kenapa aku tak bisa melepas kamu, walau banyak pria lain yang menunggu saya, hingga dia bosan dengan pengabaian saya. Saya hanya mau kamu.. salah bila aku masih sayang sama kamu? Salah kalau aku masih berharap kita balikan? Kenapa semua berkata “he’s not worth for you lin, dia jahat, dia ngga baik, dia nggak seperti apa yang kamu katakan. Kamu sangat murahan jika kamu menerima dia kembali” aku tidak mau dicap sebagai murahan, tapi disisi lain aku ingin selalu bersama kamu, entah sampai kapan aku tak-akan pernah bosan padamu. Dan sekarang aku bukan milikmu lagi, aku harus bisa ikhlaskan kamu dengan siapapun orangnya, walau tatapan, perhatian, dan senyuman itu bukan untukku lagi, selamanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar