Blogger Widgets

Jumat, 16 November 2012

Aku hanya ingin..

Bukannya aku membencimu.
Aku hanya ingin sedikit memudarkan rasa yang tak biasa ini.
Aku hanya ingin terbiasa tanpa perhatian darimu lagi.
Aku hanya ingin membiasakan diri tanpa membawa namamu di dalam hari-hariku.
Aku hanya ingin bisa membuat diriku sedikit lebih bahagia tanpa mengikut sertakan kamu dalam langkah hidupku.
Aku hanya ingin, menerima kenyataan bahwa kita tak bisa bersatu lagi....

Bukannya aku tak mencintaimu lagi.
Aku hanya ingin melihatmu bahagia walau tanpa adanya diriku lagi.
Aku hanya ingin membuatmu terbiasa tanpa harus ada wanita manja sepertiku disampingmu.
Aku hanya ingin kamu rasakan hal yang sama ketika harus kehilangan seseorang yang kamu cinta sepenuh hati.
Aku hanya ingin menyakinkan kepadamu jika aku masih bisa turut bahagia demi kamu.
Aku hanya ingin membiarkan waktu yang pertemukan kita lagi....

Bukannya aku tak pernah menaruh rasa kepadamu.
Aku hanya ingin membiarkan hati ini untuk tidak lagi sakit karena mencintaimu.
Aku hanya ingin waktu buatku terbiasa tanpa harus mengingat sosokmu lagi.
Aku hanya ingin sendiri dalam kenangan manis kita yang mungkin akan terus terputar oleh benak ini.
Aku hanya ingin bisa memalingkan pandangan dari layar handphone-ku bahwa tak ada lagi pria yang berusaha membuatku tak berhenti tersenyum manis akan kata-kata manis dari pesan yang kudapati.
Aku hanya ingin berdiam diri disini, memastikan kamu sudah mulai terbiasa tanpa kehadiranku lagi...

Ini bukan keinginanku. 
Inilah yang terbaik, waktu yang kini buatku merasa yakin, ini yang terbaik.
Tanpa keterikatan apapun, tanpa rasa apapun, tanpa status apapun.
Sendiri dalam kesepian.
Melawan jutaan kenangan tak berpagar itu.
Melawan rindu yang ingin menjamahi kehidupanmu lagi.

Ternyata, ini rasanya mencintai seseorang.
Disaat waktu telah memberikan tanda, memberikan sinyal bahwa semuanya sudah harus berakhir.
Disaat cinta ini terus berkembang.
Dan disaat hati ini belum ingin kehilangan.
Bersamaan dengan disaat masih banyak hal yang mungkin ingin terjadi bersamamu.
Disaat ini pula, disaat aku harus percaya semua telah terjadi.
Semua telah berakhir.
Tak ada lagi pria yang akan mencuri perhatianku lagi.
Tak ada lagi pria yang selalu bisa buatku tertawa akan kebodohannya.
Tak ada lagi pria yang selalu punya cara untuk bisa membuatku memanjakannya.
Tak ada lagi pria yang tak pernah berhenti mengirimi kata aku sayang kamu.
Tak ada lagi pria yang akan berusaha memperjuangkan apapun demi aku.
Dan disaat tak ada lagi pria seperti itu, kini kusadari, semua cintaku telah tercipta untukmu.
Bolehkah aku merindukanmu?
Merindukan hangatnya pelukanmu? Pelukan yang bisa buatku tenang dan tak ingin beranjak dari sana?
Merindukan mesranya kecupanmu? Kecupan yang selalu bisa buatku merasa tentram dan tak pernah merasakan takut akan gelapnya dunia?
Merindukan kenangan bersamamu? Kenangan yang hanya terukir ketika aku pernah, menjadi wanita terbaik di hidupmu.
Merindukan apapun tentangmu? Yang buatku merasa seperti terhipnotis...
Kamu tahu satu hal?
Kenangan bersamamu tak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun.
Kamu berbeda, kamu spesial, dan kamu yang terbaik. Sejauh ini...

Rabu, 14 November 2012

bukan kamu yang dulu..

Handphone masih tidak bergetar sama sekali, berulang kali aku mengecek tapi tidak bergerak sama sekali dan pada akhirnya kamu texting aku dan kamu nulis itu dengan kata pertama mu yaitu "sayang" kata yang tak asing lagi kudengar dari kamu. kubalas dengan kata yang sama, lalu kamu menanyakan aku sedang apa. sehingga aku balas dengan apa yang sedang aku lakukan sekarang, entah kenapa saat itu kamu berkata
                 "aku takut kehilangan kamu..."
                 "makstmu? kamu..... ahsudah nggausah kita bahas"
                 "tapi... sungguh, aku.... yasudah kamu sudah makan?"
tanyamu dengan sedikit mengalihkan pembicaraan, aku tau makstmu akutau apa yang ingin kau sampaikan tapi akutau kamu tidak ingin melukai perasaanku, kamu masih menghargai perasaanku sehingga kamu tidak berani untuk berkata itu, aku juga tidak ingin membahas itu karna aku juga sama, tak mau kehilangan kamu.
                                                                                ***
lalu tanggal 25 september 2012 aku sungguh ingat dengan tanggal ini, tanggal yang penuh makna, penuh cobaan bagi aku, tanggal yang menguji kesabaranku.
pada malam hari kamu mulai berubah, mulai tak mau menyapaku lagi ; mulai tak mau menorehkan senyum padaku ; menjemputku didepan pintu kelasku ; dan tidak mau perhatian lagi padaku. aku mulai kesal, aku mulai bosan. aku mulai berontak dan berani padamu untuk mengatakan sesungguhnya perasaan yang aku pendam.
                     "kamu kenapa sifatmu berubah?kenapa kamu? aku ada salah sama kamu? kenapaaa"
                     "aku nggakpapa sayang *katanya dengan emot senyum*
                     "no.... kamu nggak gini, kamu aneh, kamu berubah"
                     "yasudah terserah kamu" *ucapmu mungkin kesal*
                     "oke. sekarang aku lagi yg ngalah, aku lagi yang harus tahan. aku bete, jangan sms aku dulu"
                     "iya, lekas sembuh bete nya ya, aku sayang kamu"

sifat-nya yg tidak mengejarku lagi sudah tidak ada, sedikit demi sedikit kamu memperlihatkan bahwa kamu bosan padaku.
aku terbaring dikamar tidurku, aku membaca ulang pesan2 singkatmu, aku meresapinya dalam2...
tak lama mataku meneteskan air mata, mataku terpejam erat seakan aku tak bisa menahan.

dan keesokan paginya........
kamu tidak mengucapkan kata selamat pagi lagi, terpaksa aku yang harus menyapamu duluan
lalu ada yang lebih mengganjal dritu, di jejaring sosial kamu aku lihat kamu me-retweet tulisan "bosan"
aku rasa itu kode yang kamu berikan padaku, dan aku...... sadar kalau itu untuk aku, aku bertanya kepadamu    "itu buat aku ya?"
                    "nggak kok, kamu jangan ngthink dong"
                    "and then? itu buat siapa? simpenan kamu?"
                    "nggakjuga sih, ya pokoknya lah, pokoknya harus percaya dan nggakbole ngthink"
dan jawabku hanya menghela nafas singkat, aku meneteskan air mata lagi, aku lelah jika aku harus begini terus, aku tidak mau kehilangan kamu tp disisi lain aku gak betah lihat caramu keaku seperti ini...........

Selasa, 13 November 2012

aku bukan milikmu lagi?

Saat 22 oktober 2012, saat-saat terakhir kamu bilang "yasudah" percakapan itu kita akhiri di direct message, entah kenapa aku selalu mengingat kata2 terakhirmu itu walaupun rasanya hancur, rasanya sakit, rasanya terhempas. Aku tidak mau membalas pesanmu yang singkat itu, cukup aku mendoakan kamu, dengan rosario aku berdoa dengan penuh air mata, seolah aku dipeluk Tuhan, seolah aku merasa badanku bergetar tak bisa berkata2 lagi, hingga akhirnya aku mengucapkan yg terakhir "Demi Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, amin." aku segera menghapus air mata itu. mata ku sembab, berdiripun aku takbisa, nafas seolah sesak, untuk mengambil obat sesak-ku pun aku tak kuat. sedalam itukah rasa sakitku? sesakit itukah rasanya kau ucapkan kata 'putus' untuk aku?
pagi pun datang tak kuat untuk aku bangkit dari tempat tidur ku, rasanya ingin absen hari itu. tapi aku tidak boleh terpuruk, aku harus jalani itu walaupun itu sakit.
saat bel pelajaran usai, saatnya kita semua istirahat. kamu tau? rasanya saat berpas-pas-an dengan kamu? rasanya saat teman-teman mu berkata menyindir tentang hubungan kita?
kamu menoleh kan matamu padaku tapi kenapa saat aku lihat kamu kembali kamu tidak menorehkan matamu kembali? Aku sangat rindu akan senyumu kepadaku, aku rindu saat kamu menatap aku, aku rindu saat kamu menggam tanganku, aku rindu saat kita bermain bersama, aku rindu kata2mu, aku rindu saat kamu mengatakan selamat malam, selamat pagi dan mengingatkan aku makan, dan semuanya. Apa bisa itu diulang? Bisa aku bersama mu lagi? Aku tidak bisa ikhlas jika kamu memuji wanita lain, kamu mengucapkan selamat malam pada wanita lain selain aku. Entah kenapa aku tak bisa melepas kamu, walau banyak pria lain yang menunggu saya, hingga dia bosan dengan pengabaian saya. Saya hanya mau kamu.. salah bila aku masih sayang sama kamu? Salah kalau aku masih berharap kita balikan? Kenapa semua berkata “he’s not worth for you lin, dia jahat, dia ngga baik, dia nggak seperti apa yang kamu katakan. Kamu sangat murahan jika kamu menerima dia kembali” aku tidak mau dicap sebagai murahan, tapi disisi lain aku ingin selalu bersama kamu, entah sampai kapan aku tak-akan pernah bosan padamu. Dan sekarang aku bukan milikmu lagi, aku harus bisa ikhlaskan kamu dengan siapapun orangnya, walau tatapan, perhatian, dan senyuman itu bukan untukku lagi, selamanya.